Yuk pelajari cara budidaya jamur tiram disini, mencakup ✓ persiapan baglog, ✓ sterilisasi, ✓ inkubasi, ✓ baglog, ✓ panen, ✓ hingga mengatasi mikroorganisme…
Jamur tiram adalah jamur pangan berasal dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes.
Jamur ini mempunyai ciri-ciri umum, yakni tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Ciri-Ciri Jamur Tiram
- Tubuh buah jamur ini memiliki tangkai yang tumbuh menyamping.
- Jamur ini memiliki diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.
- Terdapat spora yang berbentuk batang dengan ukuran sekitar 8-11×3-4 cm serta miselia berwarna putih yang dapat tumbuh dengan cepat.
- Di alam bebas, bisa dijumpai hampir pada sepanjang tahun di hutan dan pegunungan daerah yang sejuk.
- Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah bekas ditebang. Karena jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu.
- Oleh karena itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.
- Media yang umum dipakai untuk menanam jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dengan kantong plastik.
Pertumbuhan jamur tiram sangat rentan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, haruslah perlu mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum melakukan budidaya jamur tiram.
Kondisi Lingkungan Jamur Tiram
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman yang berkayu.
Hal ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram. Membuat tempat tumbuh seolah habitatnya, inilah yang menjadi alasan mengapa nantinya kita menggunakan serbuk gergaji sebagai tempat untuk membudidayakan jamur.
Berikut panduan budidaya jamur tiram:
0. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Sebelum lanjut pada proses pembuatan penanaman, beberapa hal yang perlu dipersiapkan kedepannya, diantaranya:
- Rumah kumbung
- Baglog
- Rak baglog
- Bibit jamur tiram
- Media tanam (serbuk gergaji)
- Substrat (dedak/bekatul)
Keenam poin di atas merupakan alat dan bahan yang kita butuhkan untuk budidaya nantinya. Penggunaan dan fungsi dari masing-masing poin akan diulas pada poin-poin berikut ini.
1. Pembuatan Rumah Kumbung
Pertama harus membuat rumah kumbung sebagai tempat baglog ditempatkan untuk pertumbuhan jamur tiram.
Apa itu Rumah Kumbung?
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan sebagai tempat menumbuhkan jamur. Bentuknya berupa sebuah bangunan dari bambu atau kayu, dindingnya dari papan dan atapnya dari genteng.
Pada rumah kumbung inilah baglog jamur diletakkan pada rak-rak. Nantinya, jamur akan berkembang hingga panen pada rumah kumbung ini.
Mulai dari suhu, sirkulasi udara, dan perawatan jamur dari gangguan hama dilakukan disini. Inilah mengapa pembangunan rumah kumbung perlu diperhatikan dengan saksama. Berikut panduan membuat rumah kumbung:
- Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak yang berupa kisi-kisi dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog.
- Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan dengan lorong untuk perawatannya.
- Ukuran ketinggian ruang antara rak sebaiknya sekitar tidak kurang dari 40 cm, rak ini bisa dibuat 2-3 tingkat.
- Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak sekitar 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-90 baglog.
- Setelah kumbung siap.
- Bersihkan rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan fungisida pada bagian dalam dan di diamkan selama 2 hari sebelum diisi baglog.
Dalam membangun rumah kumbung, hal yang sebaiknya diperhatikan adalah tidak dianjurkan menggunakan atap asbes atau seng. Hal ini dikarenakan jamur tiram lebih baik dalam kondisi tidak terlalu panas, rentang 16-24 derajat celcius.
2. Menyiapkan Baglog
Setelah rumah kumbung siap. Tahap berikutnya pembuatan media tanam jamur tiram atau baglog.
Apa itu Baglog?
Baglog merupakan tempat yang digunakan untuk meletakkan bibit jamur tiram. Dalam budidaya jamur yang modern, media tumbuh yang digunakan adalah berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder.
Pada saat melakukan budidaya jarum tiram dalam skala yang besar, para petani biasanya membuat baglog sendiri.
Namun, bagi yang pemula atau petani dengan modal yang terbatas sebaiknya baglog dibeli dari orang lain dan selanjutnya bisa fokus menjalanakan usaha budidaya.
Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-3.000.
Alat dan bahan pembuatan baglog:
- Serbuk gergaji kayu: 100 kg
- Dedak: 15 kg
- Kapur (CaCO3): 2kg
Serbuk Gergaji
Fungsi dari sebuk gergaji adalah penyedia nutrisi bagi jamur. Adapun serbuk gergaji yang direkomendasikan sebaiknya serbuk dari kayu keras, seperti kayu mahoni, kayu kampung, atau sengon.
Kayu keras dipilih karena banyak mengandung senyawa organik, selulosa, yang dibutuhkan oleh jamur. Adanya ini pula mempengaruhi terhadap kuantitas panen jamur nantinya.
Setelah serbuk dan dedak didapatkan. Berikutnya lakukan pengomposan terhadap serbuk kayu supaya bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Caranya cukup sederhana, cukup tutup serbuk kayu tersebut dengan plastik terpal selama 1-2 hari pada suhu sekitar 50 derajat celcius.
Dedak
Pertumbuhan jamur membutuhkan kalori. Inilah yang akan disupply oleh dedak pada jamur. Dedak tersebut berfungsi sebagai substrat.
Kumpulkanlah dedak yang masih kondisi baru guna meminimalisir adanya kemungkinan terjadi fermentasi lain pada dedak yang berpotensi menghambat pertumbuhan jamur tiram nantinya.
Kapur
Bila dedak berfungsi untuk memberikan kalori pada jamur maka kapur berfungi sebagai sumber mineral dan pengatur pH jamur tiram.
- Setelah -bahan-bahan terkumpul. Berikutnya berupa sterilisasi serbuk kayu dan dedak menggunakan oven pada suhu 100 derajat celcius selama 6-8 jam.
- Tujuan dari sterilisasi untuk mengurangi mikroorganisme serta mengurangi kadar air pada serbuk kayu /serbuk gergaji.
- Kemudian, campurkan bahan (serbuk gergaji, dedak, dan kapur) sambil diaduk rata.
- Sambil diaduk tambahkan air bersih hingga mencapai kadar air 60-65%. Kadar ini ditandai bila campuran digumpalkan tidak pecah.
- Setelah dicampurkan, bahan-bahan tersebut bisa dikomposkan selama 1, 3, 7 hari, atau langsung dimasukkan pada baglog.
3. Pemeraman
Nama lain dari proses pemaraman adalah inkubasi. Tahapan ini bertujuan untuk menumbuhkan miselium.
Ruang inkubasi ini biasanya mempunyai suhu sekitar 24-30 derajat celcius dengan kelempaban 90 – 100%, cahaya 500 – 1.000 lux dan sirkulasi udaranya sekitar 1 – 2 jam.
Mungkin sebelum memulai ingin mengetahui cara budidaya jamur tiram ini.
Sedikit dibuat bingung dengan istilah-istilah yang sebelumnya belum pernah di dengar, maka dari itu harus membaca banyak sekali artikel sebagai referensi dan acuan dalam budidaya jamur ini.
- Proses inkubasi ini biasanya berlangsung selama 15 – 30 hari sesuai kebutuhan dan kondisi.
- Apabila miselium sudah memenuhi baglog, itu tandanya baglog tersebut sudah siap untuk dipindahkan ke rumah kumbung untuk yang buat dibudidayakan.
- Ini adalah babak penentuan bagi jamur tiram, karena jika miselium tersebut tidak tumbuh, bisa dikatakan bahwa proses inakulasi telah gagal.
- Jika miselium ini sudah muncul, tutup pada jamur dibuang dan biarkan terbuka. Jangan lupa untuk semprot jamurnya setiap hari untuk menjaga kelembapan suhu.
4. Pengisian & Sterilisasi Baglog
- Selanjutnya media tanam dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis polipropilen.
- Kemudian, media tanam tadi dipadatkan hingga sampai terbentuk seperti botol.
- Lalu, bagian atas plastik atau biasa disebut juga dengan leher kantong plastik dipasangi dengan ring, disumbat menggunakan kapas, kemudian dipasang penutup baglog sehingga air tidak masuk ke dalam.
Setelah baglog siap, selanjutnya bisa memulai proses sterilisasi dengan cara mengukusnya. Alatnya pun tidak ribet, dapat menggunakan drum.
- Pada intinya, proses ini memanfaatkan panas dari uap air yang mempunyai suhu sekitar 70 derajat celcius dalam waktu 5-8 jam. Sedangkan bila menggunakan autoclave cukup 4 jam pada suhu 121 derajat celcius dengan tekanan 1 atm.
- Yang perlu diperhatikan adalah kestabilan api tungku, jangan sampai terlalu panas, apalagi mati di tengah jalan saat tidur.
- Selanjutnya wadah dari pengukus dibuka lalu didiamkan selama sekitar 5 jam agar suhu dari baglog dan media tanam menjadi normal kembali.
- Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya.
- Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira sekitar ¼ bagian drum.
- Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur pada atas drum.
Pendinginan
- Setelah proses sterilisasi selesai, diamkan baglog selama 8-12 jam sebelum dinokulasi (pemberian bibit) pada suhu 30-35%.
- Tujuan dari pendinginan ini supaya bibit-bibit jamur tidak mati saat dimasukkan pada baglog.
5. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Poin pertama yang harus diperhatikan adalah sterilisasi area tempat pemberian bibit. Adapun poin-poin dalam pemberian bibit jamur tiram, sebagai berikut:
- Cuci tangan dengan alkohol.
- Alat untuk mengambil bibit, biasanya spatula harus steril. Caranya dengan beri alkohol pada spatula lalu dibakar.
- Berikutnya, buka sumbatan baglog, lubangi dengan kayu steril, lalu memasukkan bibit sekitar 1 sendok teh, dan ditekan.
- Baglog ditutup kembali.
- Simpan baglog pada rentang suhu 22-28 derajat celcius.
6. Merawat Baglog
- Kertas pada penutup baglog harus dibuka sebelum disusun ke dalam rak lalu diamkan selama 5 hari.
- Setelah itu, potong ujung baglognya. Tujuannya supaya memberikan ruang pertumbuhan pada jamur tiram. Biarkan selama 3 hari dan jangan disiram dulu.
- Namun, hanya perlu menyiram bagian lantai saja untuk menjaga kelembapan.
- Penyiraman pada jamur sebaiknya dengan sprayer yang membentuk kabut, jadi bukan tetesan air.
- Jagalah suhu di dalam kumbung sekitar 16-24 derajat.
- Sebelum baglognya disusun, terlebih dahulu buka cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan selama kurang lebih lima hari.
- Setelah itu, potong bagian ujung baglog agar memiliki ruang pertumbuhan lebih lebar.
- Diamkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.
- Untuk penyiraman gunakan spray, penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan dengan tetesan air.
- Semakin sempurna pengabutan maka akan semakin baik untuk pertumbuhan jamur.
- Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 kali sehari, tergantung pada suhu dan kelembaban kumbung.
7. Panen
Panen perdana jamur tiram dilakukan sekitar 1-2 minggu setelah pembukaan tutup baglog (bila tutup baglog tersebut sudah tertutup sempurna oleh miselium).
- Jamur tiram yang bisa dipanen adalah jamur yang sudah membesar dan mekar.
- Saat ujungnya terlihat meruncing, serta tudungnya belum pecah dan warnanya masih putih bersih.
- Bila lewat masa panen, warna jamur akan berbah menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya sudah pecah sehingga akan cepat layu.
Baglog jamur dapat dipanen sebanyak 5-10 kali, jika perawatannya juga baik. Baglog yang memiliki berawat sekitar 1 kg dapat menghasilkan jamur kurang lebih 0,7-0,9 kg.
Jarak masa panen pertama ke panen berikutnya berkisar selama 2-3 minggu.
8. Kehadiran Mikroorganisme & Cara Mengatasinya
Media tempat tumbuh merupakan sumber energi utama bagi jamur tiram.
Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan ketika dalam mendapatkan nutrisi sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan baik.
Bahkan, sebagian dari kompetitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organisme yang ada disekitarnya.
Sterilisasi media.
Sterilisasi media merupakan cara yang paling efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.
Cara mengatasinya ketika jamur tiram sudah terkena penyakit/bakteri.
- Panen segera semua jamur hingga tidak tersisa.
- Baglog dibersihkan dari sisa akar yang tersisa.
- Semprotkan insektisida organik.
- Kemudian bila belum berhasil semprotkan insektisida kimia berbahan aktif dichloros, misalnya: lannate atau lebacyd.
- Semprot kumbung sesuai dengan dosis anjuran atau lebih rendah untuk menyeprot hama. Selama penyemprotan, kumbung tidak boleh disemprot air.
- Bila jamur baru tumbuh, segera buang karena berpotensi mengandung racun atau bakteri. Setelah tumbuh berikutnya biarkan tumbuh.
- Selain itu kondisi lingkungan harus diperbaiki terutama sirkulasi udara, hindari udara yang terlalu lembab.
9. Kondisi Lingkungan Budidaya Jamur
- Kondisi di atas lebih mudah dicapai pada daerah dataran tinggi sekitar 700-800 mdpl.
- Kemungkinan budidaya jamur tiram pada dataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.
- Miselium pada jamur tiram tumbuh optimal pada keadaan yang gelap.
- Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat yang gelap. Oleh karena itu, cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah jamur.
- Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal ketika saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman yang teratur.
- Cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan pada jamur.
- Pertumbuhan jamur hanya perlu memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon untuk di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.
- Jamur tiram merupakan tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen berfungsi sebagai senyawa untuk pertumbuhannya.
- Sirkulasi udara yang lancar akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan pada tubuh buah.
10. Nutrisi
Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh jamur tiram juga terdiri dari bekatul (dedak) halus, tepung jagung, kompos, kapur dan air.
- Media berupa tepung jagung dan dedak/bekatul berfungsi sebagai substrat serta penghasil kalori berguna untuk pertumbuhan jamur.
- Pastikan bekatul atau dedak dan tepung jagung masih baru agar media bisa dalam keadaan steril.
- Protoplas sel memerlukan fosfor, nitrogen, dan nutrisi lain.
- Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energi.
- Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat.
- Protein dan kitin diperlukan dalam pembentukan dinding sel jamur.
- Setelah media tanam telah siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman bibit jamur, perlu dilakukan sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog.
Mengingat budidaya jamur tiram ini sangat rentan akan serangan hama penyakit sehingga sterilisasi mutlak diperhatikan oleh pelaku budidaya jamur.
Demikianlah pembahasan mengenai cara budidaya jamur tiram. Semoga bermanfaat dan tetap ikuti blog budidaya.id.
Kami akan berupaya menyajikan informasi terupdate, terlengkap, dan teraktual.
Mantap nih mas