Simak cara budidaya belut terlengkap 2021 disini, cocok untuk pemula yang mudah. Mulai dari ✓ pembuatan kolam ✓ pemilihan bibit ✓ pembesaran hingga ✓ panen.
Belut, salah satu jenis ikan yang khas dengan licin badannya. Permintaan pasar yang cukup tinggi membuat budidaya belut menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan saat ini.
Secara umum, ada dua metode budidaya, yakni budidaya di kolam dengan lumpur dan tanpa lumpur.
Untuk budidaya di kolam lumpur belut, kolam dibuat seolah habitat asli dari belut. Sementara itu, kolam tanpa lumpur cukup membuat kolam dengan air.
Kedua jenis kolam ini akan kita bahas lebih lengkap pada bagian berikutnya.
Sebelum melakukan budidaya ada baiknya memahami karakteristik dari belut, berikut pembahasannya.
Karakteristik Belut
Ciri Fisik
- Badan memanjang berbentuk silindris
- Sekujur tubuhnya diselimuti lendir
- Tidak bersisik
Hermaprodit
Hermaprodit merupakan sebutan bagi hewan yang memiliki dua organ reproduksi, yakni jantan dan betina yang berfungsi penuh. Akan tetapi, meskipun ada dua organ reproduksi biasanya pada umur tertentu hewan tersebut akan mengalami perubahan jenis kelamin.
Belut muda merupakan seekor betina, sedangkan usia tuanya berubah menjadi kelamin jantan. Jadi, untuk mengawinkannya nanti, Anda harus mengambil belut dengan usia muda (20-29 cm) dan tua (40-50 cm).
Hidup di Lumpur
Belut biasanya ditemukan di sekitaran sawah atau rawa yang dominan merupakan daerah berlumpur. Makanan belut di lumpur, seperti jasad renik, cacing tanah, serangga, siput, berudu, atau udang kecil.
Pada keadaan tertentu belut bersifat kanibalisme, artinya belut akan memakan belut lainnya yang ukurannya lebih kecil.
Saat budidaya nantinya, inilah yang sebaiknya Anda perhatikan mengenai ukuran belut di kolam yang sama supaya seragam.
Meskipun hidup di lumpur, belut tetap bisa dibudidayakan pada kolam tanpa lumpur. Hanya saja, makanan belut (pelet) harus diberikan secara rutin karena tidak adanya pakan alami yang tersedia.
Cara Budidaya Belut dari Bibit hingga Panen
1. Pembuatan Kolam
Saat budidaya belut nantinya, ada 3 kolam yang sebaiknya Anda sediakan, yakni kolam pendederan, kolam pemijahan, dan kolam pembesaran.
- Kolam pendederan berfungsi untuk proses pembesaran belut dari menetas hingga siap tebar di kolam pembesaran.
- Adapun kolam pemijahan berfungsi sebagai tempat mengawinkan belut untuk bertelur dan menghasilkan anakan. Untuk pemijahan dilakukan dalam keadaan kolam berlumpur.
- Sedangkan, kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat menyiapkan belut untuk tahap konsumsi dan dijual.
Mengenai material dan bentuk kolam pembudidaya biasanya menggunakan dua jenis kolam, yakni lumpur dan tanpa lumpur. Adapun mengenai material yang bisa digunakan, seperti tembok, terpal, atau drum.
Kolam Lumpur
Keunggulannya, yakni tersedianya pakan alami, biaya pakan lebih hemat, dan belut hidup seolah di habitat aslinya.
Sedangkan kelemahannya, yakni cukup sulit memantau keadaan belut karena berada di lumpur dan membutuhkan waktu lebih lama dalam pembuatan kolamnya.
Kolam lumpur ini bisa Anda buat baik pada kolam permanen ataupun drum.
Bahan yang Anda butuhkan, yakni:
- Lumpur
- Pelepah pisang
- Jerami
- Pupuk kandang
Kedalaman dari kolam berkisar 1 hingga 1,25 m dengan kebetalan lumpur sekitar 10-20 cm.
Fungsi dari pupuk kandang, yakni menghadirkan pakan alami bagi belut. Sementara lumpur, untuk memanipulasi kolam seolah habitat aslinya.
Kolam Tanpa Lumpur
Keunggulannya, yakni mudahnya dalam memantau keadaan dan pertumbuhan belut, kolam lebih bersih, dan bisa memuat lebih banyak belut untuk ukuran yang sama dengan kolam lumpur.
Sedangkan kelemahannya, yakni biaya pakan lebih mahal karena tidak tersedianya pakan alami. Anda harus memberikan pakan, seperti pelet secara rutin.
Bagaimana dengan pilihan material kolam yang digunakan?
Pilihan menggunakan kolam tanah, tembok, terpal, atau drum bisa disesuaikan dengan budget dan luas area yang digunakan.
Untuk budget yang lebih murah dan luas area lebih kecil, kolam terpal dan drum adalah pilihan yang lebih baik.
Cara pembuatannya, yakni:
- Siapkan kolam untuk budidaya belut, tanpa terpal, dengan terpal, atau drum.
- Isi air dengan pH sekitar 7 (tidak asam maupun basa).
- Taruh pelepah pisang di permukaan air atau kumpulan tali plastik sebagai tempat bersembunyi belut.
- Buat lubang di bagian bawah sebagai sirkulasi air.
2. Pemilihan Bibit
Beberapa poin yang diperhatikan saat membeli bibit belut, yakni:
- Ukuran seragam: tujuannya menghindari kanibalisme antar belut.
- Aktif dan gesit.
- Badan bebas dari luka.
- Ukurannya sekitar 10 hingga 12 cm.
- Benih dengan jumlah 50 hingga 100 ekor tiap meter persegi.
3. Pembesaran Bibit
Penebaran bibit atau pendederan bisa Anda lakukan pada kolam yang telah disediakan (permanen, terpal, atau drum).
- Bagi Anda yang menggunakan kolam tanpa lumpur, pemberian pakan setiap hari wajib dilakukan. Pakan yang diberikan, biasanya pelet atau cacing sutra.
- Setelah pemeliharaan hingga belut mencapai ukuran 15 cm jumlah belut mulai dikurangi dengan kapasitas ideal 25 ekor per meternya. Anda bisa menambah jumlah kolam pembesaran untuk ini.
- Pakan yang diberikan, yakni pelet, ikan, cacing, ulat, kecebong, atau potongan ayam tiren.
- Setelah 3 bulan, belut biasanya telah mencapai ukuran siap konsumsi, sekitar 30 cm. Artinya, Anda sudah bisa memanennya.
- Sementara itu, belut yang dipersiapkan untuk menjadi indukan perlu Anda pisahkan ke kolam indukan.
Bagaimanakah menentukan antara belut jantan dan belut betina?
Belut yang panjangnya antara 20 hingga 20 cm dengan umur 3 sampai 6 bulan merupakan induk betina. Ciri fisiknya, yakni kepala runcing, warna kulit kehijauan pada punggung dan putih kekuningan pada bagian perut.
Sementara itu, belut jantang memiliki panjang sekitar 40 hingga 50 cm dengan umur 6 sampai 9 bulan. Ciri fisiknya, bentuk kepala lebih tumpul, warna kulit keabu-abuan.
4. Proses Pemijahan
Walaupun Anda membudidayakan belut pada kolam dengan air bersih (tanpa lumpur) belut tidak bisa dipijahkan pada kondisi tersebut.
Oleh karena itu, Anda harus mempersiapkan kolam khusus pemijahan yang memiliki lumpur. Caranya sebagai berikut:
- Buat kolam sekitar 5 x 6 meter (30 set indukan) atau bisa pula menggunakan drum.
- Beri lumpur dan jerami pada kolam atau drum tersebut.
- Kemudian, tambahkan pupuk kandang dengan dosis sekitar 3 kg tiap meter perseginya. Fungsinya untuk menumbuhkan pakan alami pada kolam.
- Isi air dengan ketinggian sekitar 15 hingga 20 cm.
- Pilih induk belut yang sehat, ciri-cirinya, yakni badan bebas luka dan lincah.
- Masukkan belut dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4. Artinya 1 ekor jantan untuk 1 hingga 4 ekor betina.
- Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari dengan suhu 28 derajat celcius.
- Nantinya, telur-telur tersebut akan tampak di dekat lubang-lubang yang telah dibuat oleh induk jantan.
Pada proses pemijahan ini, pakan untuk induk yang bisa Anda berikan misalnya ikan cere atau cacing.
5. Penetasan Telur & Perawatan Benih
- Setelah terjadi proses pemijahan, belut jantan bertugas untuk menjaga telur-telur yang telah dibuahinya.
- Biasanya, telur akan menetas pada umur 9 hingga 10 hari. Setelah berumur 15 hari, barulah induk jantan akan meninggalkan anakan belut.
- Inilah saat yang tepat bagi Anda untuk dipanen untuk dipindahkan pada kolam pendederan.
- Setelah pergi induk jantan akan pergi ke bagian lain untuk membuat lubang dan mengawinkan betina lainnya.
6. Pendederan
Setelah induk jantan belut meninggalkan anakannya, ini adalah saat untuk Anda memindahkan ke kolam pendederan.
Tujuan dari pemindahan ini untuk mengurangi tingkat mortalitas bibit belut serta membuat belut dalam ukuran yang seragam.
Caranya, yakni:
- Tumbuhkan pakan alami pada kolam dengan mencampurkan dedak kasar dan sekap padi dengan perbandingan 1:1.
- Kemudian, lapisi dengan pupuk kandang dengan ketebalan 10 cm.
- Lalu, lapisi lagi dengan jerami.
- Isi kolam dengan air setinggi 50 cm.
- Selanjutnya, tebarkan benih pada kolam. Perbandingan antara belut dengan luas kolam pendederan, yakni 500 ekor per meternya.
- Setelah belut mencapai ukuran 5 hingga 8 cm, belut siap untuk dipindahkan pada kolam khusus pembesaran.
7. Pembesaran Belut
- Saat belut telah berukuran lebih dari 8 cm, kepadatan kolam 100 ekor per meternya.
- Setelah belut mencapai ukuran 15 cm cm, kepadatan kolam 25 ekor per meternya.
- Pakan yang bisa Anda berikan pada tahapan ini, yakni pelet, kecebong, cacing, ulat, dan cincangan ayam tiren.
- Setelah mencapai umur 3 bulan, belut sudah masuk pada tahap panen dan pemijahan untuk menghasilkan anakan.
- Pada saat ini, hal yang harus Anda monitor adalah ukuran besarnya belut dan pasokan makanan belut yang tidak boleh kurang. Hal ini mampu meminimalisir terjadinya kanibalisme pada belut.
8. Panen
Setelah mencapai ukuran siap konsumsi, sekitar 30-40 cm, belut siap untuk Anda pasarkan.
Demikianlah ulasan mengenai cara budidaya belut.
Mohon maaf apabila ada kekurangan, inshaallah kami akan berupaya untuk memperbarui konten ini secara berkala.